Ubur-ubur sisir (comb jelly) ternyata lebih dulu ada daripada spons, yang selama ini dicap sebagai hewan pertama di dunia. Kesimpulan yang diambil dari hasil pelacakan jejak DNA ini cukup mengejutkan para ilmuwan karena hal tersebut menunjukkan bahwa hewan pertama lebih kompleks dari perkiraan semula.
“Begitu mengejutkan karena kami awalnya mengira terjadi kesalahan yang besar,” ujar Casey Dunn dari Universitas Brown yang melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Nature edisi terbaru. Temua terbaru memastikan bahwa ubur-ubur sisir menjadi sumber berkembangnya hewan lainnya.
Misteri kemunculan hewan di Bumi memang masih menyisakan banyak misteri sampai sekarang. Metode terbaik yang dapat dilakukan adalah mempelajari jejak fosil dan membandingkannya dengan sifat genetika hewan yang masih hidup.
Perbedaan kode DNA antara satu hewan dengan lainnya menjadi acuan untuk menyusun sejarah asal-usul organisme tersebut. Simpanse dan manusia, misalnya, secara genetika memiliki kemiripan 98 persen dan diperkirakan berasal dari nenek moyang sama yang terpisah jutaan tahun lalu.
Untuk melacak sejarah perkembangan hewan, para ilmuwan membandingkan data-data DNA berbagai jenis hewan dan menyusun pohon genetika. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa ubur-ubur sisir ternyata menempati puncak pohon genetika.
Meski namanya ubur-ubur, hewan tersebut bukan ubur-ubur sejati karena tidak memiliki alat penyengat sebagai senjata. Namun, ubur-ubur sisir telah memiliki alat tubuh yang kompleks, seperti penghubung jaringan dan sistem syaraf.
Meski demikian temuan Dunn bukan akhir babak penelitian ini. Dari sekitar 10 juta makhluk hidup yang diperkirakan ada di muka Bumi, baru 1,8 juta spesies yang teridentifikasi. Masih banyak misteri kehidupan yang belum terungkap.
“Begitu mengejutkan karena kami awalnya mengira terjadi kesalahan yang besar,” ujar Casey Dunn dari Universitas Brown yang melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Nature edisi terbaru. Temua terbaru memastikan bahwa ubur-ubur sisir menjadi sumber berkembangnya hewan lainnya.
Misteri kemunculan hewan di Bumi memang masih menyisakan banyak misteri sampai sekarang. Metode terbaik yang dapat dilakukan adalah mempelajari jejak fosil dan membandingkannya dengan sifat genetika hewan yang masih hidup.
Perbedaan kode DNA antara satu hewan dengan lainnya menjadi acuan untuk menyusun sejarah asal-usul organisme tersebut. Simpanse dan manusia, misalnya, secara genetika memiliki kemiripan 98 persen dan diperkirakan berasal dari nenek moyang sama yang terpisah jutaan tahun lalu.
Untuk melacak sejarah perkembangan hewan, para ilmuwan membandingkan data-data DNA berbagai jenis hewan dan menyusun pohon genetika. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa ubur-ubur sisir ternyata menempati puncak pohon genetika.
Meski namanya ubur-ubur, hewan tersebut bukan ubur-ubur sejati karena tidak memiliki alat penyengat sebagai senjata. Namun, ubur-ubur sisir telah memiliki alat tubuh yang kompleks, seperti penghubung jaringan dan sistem syaraf.
Meski demikian temuan Dunn bukan akhir babak penelitian ini. Dari sekitar 10 juta makhluk hidup yang diperkirakan ada di muka Bumi, baru 1,8 juta spesies yang teridentifikasi. Masih banyak misteri kehidupan yang belum terungkap.
0 komentar:
Posting Komentar